Assalamualaikum wr. wb.
Alhamdulillah aku masih diberi waktu untuk menulis artikel ini. Artikel kali ini bisa dibilang sudah basi karena acara di bawah ini berlangsung bulan Oktober kemarin. Tapi tidak apa-apalah. Syukur2 ada yg mau baca 😀
Minggu terakhir bulan Ramadhan kemarin tepatnya tanggal 6 Oktober 2007 aku ikut acara yang diadakan DPU DT yang bekerja sama dengan UKI Amikom yaitu Bersahabat (Berbuka Bersama Sahabat). Acara tersebut dilaksanakan di Masjid Jogokaryan Bantul.
Sebelum mencapai hari H, UKI membuka pendaftaran bagi mahasiswa yang berminat menjadi panitia pada acara tersebut. Dengan semangat 2007 (maklum masih mahasiswa baru) aku langsung mengajukan diri ikut bergabung dengan kepanitiaan. Yah daripada luntang-lantung ga ada tujuan ato pulang kampung mending ikutan acara ini ya toh. Dah dapat pahala + buka puasa gratis :D(Astaghfirullah)
Saat diadakan briefing cukup kaget juga sodara-sodara, karena dengan resmi dinyatakan aku adalah satu-satunya anak 2007 yang ikut pada acara itu (hm…. langka nuh. patut dilestarikan), yang laen dah pada mudik. Maklumlah, sudah H-7 sodara-sodara. Aku dapat amanah menjadi seksi perlengkapan bersama Kang Naskan dan menjadi seksi lomba mewarnai bersama kang Annas. Berarti seumur-umur dah 2 kali ini menjadi seksi yang diamanahi mengangkat yang berat-berat.
Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu tiba juga. Dengan beralaskan sandal bluetooth (baca=butut) dan bermodalkan boncengan dari kang Askan aku meluncur dari depan warnet Amikom bersama panitia Bersahabat menuju TKP. Walau sempat masuk pitstop (POM bensin), karena dengan izin Allah SWT dan berhubung Kang Naskan rada ngRossi dikit akhirnya kami tiba lebih dulu (klo ga salah sih :p) Di depan masjid yang bersangkutan sudah berdiri tegak panggung anti gempa untuk acara Bersahabat dan ada juga beberapa stand penjualan buku. Mumpung lom mulai acaranya aku sempetin beli Al Quranul Karim yang Syammil. Dalemnya huruf-huruf bertajwid diberi warna khusus sehingga lebih mudah membacanya.
Masjid Jogokaryan memang pantas diberi jempol (nek diacungi jempol salah kaprah mas, nek ngacung rak jempole po drijine lurus). Fasilitas di dalamnya lebih lengkap dibanding masjid-masjid pada umumnya, bahkan masjid tersebut punya stasiun televisi sendiri. Kewl. Nggak cuman aku yang terkagum-kagum, seksi dokumentasi pun sempat membidik beberapa kali pada fasilitas-fasilitas yang ada di situ.
Setelah ada briefing sedikit sebelum acara dimulai, sambil menunggu para peserta Bersahabat datang kami menyiapkan LCD+proyektor dan perlengkapan lainnya. Rencananya kami akan memutarkan film karya Amikom yaitu Abdan. Selidik punya selidik, menurut sumber yang aku dapat ternyata cerita film itu diambil dari kehidupan masa kecil Pak Yanto (sing mbaurekso Amikom) dan nama karakter Abdan yang sekaligus dijadikan judulnya diambil dari nama putra beliau (mohon dikoreksi kalau salah).
Oh iya, kelupaan, acara Bersahabat ini pesertanya adalah anak-anak panti asuhan dan dari TPA. Dengan tingkat pendidikan mulai dari TK-SMP. Saat pemutaran film berlangsung, aku mencoba membaur dengan para peserta. Berada di tengah anak-anak yatim piatu tersebut, membuat hatiku tiba-tiba berdegup keras dan membuat badanku merinding. Lalu muncul pemikiran-pemikiran di otakku ?Ternyata aku lebih beruntung dari mereka?. Yah, ga cuman beruntung dari anak-anak yang saat itu hadir. Masih banyak anak-anak diluar sana yang tidak seberuntung aku. Walau waktu itu setiap malam aku harus begadang ampe pagi (sebulan yang lalu saat masih menjadi operator warnet) lalu langsung berangkat kuliah dan tidur malam hanya 1-2 jam saja di atas kursi yang tentu saja membuat tubuhku kurang sehat, tapi aku ga harus tidur diluar dengan beralaskan koran atau kardus dan beratapkan langit. Dulu pernah sekali aku tidur di alun-alun kota, mencoba merasakan apa yang mereka rasakan. Tidur di luar sungguh sama sekali ga nyaman. Subhanallah yang memberikan rizki yang cukup kepadaku. Astaghfirullah, Ya Allah, jadikanlah kami hamba-hamba-Mu yang pandai bersyukur, Amin.
Setelah pemutaran film selesai, sesi acara selanjutnya adalah dongeng anak Islami (benar ga ya penyebutannya?) oleh Kak xxx(lupa lagi namanya :D). Walau yang mengisi sesi ini bilang tadi malem lom tidur, tapi beliau sukses membuat anak-anak tertawa termasuk aku. Hehehe. Cuman aku tersenyum saja. Kagum, melihat beliau dengan kata-katanya sanggup menyedot perhatian para peserta.
Dzuhur tiba, setelah sholat berjamaah kami mengadakan briefing lagi untuk acara selanjutnya dan juga evaluasi untuk sesi-sesi acara yang sudah selesai dilaksanakan. Selain itu kami juga dapat kaos dari DT. Alhamdulillah 🙂
Sesi selanjutnya adalah sesi perlombaan. Aku sama Kang Annas langsung menggiring peserta lomba mewarnai ke tempat yang ditentukan. Ada yang unik pada perlombaan tersebut, salah satu peserta yang tidak sadar kalau yang diwarnai itu adalah gambar apel. Sepertinya tanpa sempat membaca nama benda yang akan diwarnai langsung saja gambar tersebut dibantai. Dia kira itu adalah gambar jeruk jadinya dikasih warna orange. Nah di sinilah otak seorang anak kecil mulai beraksi nakal. Setelah menyadari kalau gambar tersebut adalah gambar apel, dengan pedenya dia coret tulisan apel yang ada disamping gambar dan diganti dengan tulisan jeruk. Kreatif. 😀
Abis sholat Ashar maka acara diambil alih oleh pihak DT. Ada ustad yang langsung didatangkan dari DT Bandung ke Jogja. Karena dah lama ya ujung2nya ane lupa lagi namanya 😀 Saking asyiknya hari itu, tak terasa Maghrib hampir tiba. Seluruh panitia dari UKI meluncur ke dapur (kecuali seksi dokumentasi) mengambil hidangan buka puasa untuk peserta dan tamu, tentu saja juga buat panitia :p Alhamdulillah dapet rizki lagi.
?Allahu Akbar, Allahu Akbar? Alhamdulillah adzan Maghrib telah berkumandang, walau merasa ga laper2 banget ( ga tau kenapa sering begitu kalau memasuki waktu buka puasa malah jadi ga laper) langsung saja hidangan yang sudah disiapkan disantap bareng-bareng disusul dengan sholat Maghrib berjamaah.
Alhamdulillah acara yang sehari itu dilaksanakan bisa dibilang cukup lancar 🙂 karena takut kemaleman, sehabis evaluasi dan pembubaran panitia kami langsung menuju rumah atau kost masing-masing. Hari itu membuat Ramadhan bagiku semakin berwarna. Semoga tahun depan diadakan lagi 🙂
Wassalamualaikum wr. wb.
Pingback: Belajar Bersama di Panti Asuhan « Adi Nugroho’s Blog